Selasa, 13 Maret 2012
Oleh:
Betty Muna
Senyum mengurai cita bahkan menyentuh kalbu, tanpa terbahak
juga sentuhan pelan bahkan sekali saja membelai itupun lekat, membekas
;mendarahdaging
apalagi kecupan hangat di saat-saat menerima hadiah, semakin merisaukanku saja untuk menyampaikan rindu ini
tawa itu menawarkan lelah yang terpancar dimatamu
menatapku sebagai isyarat untuk sekadar mengalah sekali saja pada si adik
semakin melelahkanku untuk bertahan pada rindu yang mendesak ini
mengapa harus malam ini menyapa
menilik kembali lembaran kisah masa lalu
sungguh ibu aku rindu suara lembut dalam doa-doamu
Teringat,
di ruang tengah bersama, duduk bersila beralas harapan pada ketiga putrimu yang kau gagahkan
ditemani dengan cangkir-cangkir kehangatan yang menyatu dalam beberapa resep cemilan baru racikan ibu
beribu petuah mengisi telinga, tumpah di hati
membekas mengurai kisah yang membingkai pembawaanku
sungguh berapa waktu lagi hingga kita akan bersua dengan semua kisah kita, ayah
rasanya jarak ingin kurangkul hingga menggapai tangan ibu bapakku
waktu ingin kukantongi hingga ibu tak akan pernah risau lagi pada semua hutang-hutangku
harapan pun akan kujijing, meletakkannya di pangkuanmu ayah
saat bersua dan mereka tahu aku kembali dengan semua harapan yang telah kuangankan dan mereka titipkan padaku
;air mata menetes mengalir hingga menggapai ridhaNya untuk semua doa ibu bapakku
terimakasih, semoga teriring dalam rabbighfirli warhamni waliwalidaya
dalam sujud kaku saat mengingat kerinduan ini
Kendari, 12 Oktober 2011